Arsip

Archive for Maret, 2012

Slash – “Gotten” [Behind the scenes]

Slash – “Gotten”

Slash: Bajakan Bikin Musik Kehilangan Keajaiban

Maret 28, 2012 1 komentar
Slash live in Rome by Paride

Slash live in Rome by Paride (Photo credit: Wikipedia)

Mantan gitaris band Guns N’ Roses mengklaim saat ini musik sudah kehilangan keajaibannya. Semua disebabkan dengan semakin maraknya pembajakan.

Slash akan merilis album solo keduanya, ‘Apocalyptic Love’ pada 21 Mei mendatang. Ia sangat bersemangat dengan hal tersebut. Tapi tindak penyebaran musik secara ilegal di internet membuat kesenangannya terganggu. Gara-gara pembajakan, popularitas CD dan kaset terus menurun.

“Ada keseruan tersendiri ketika merilis album baru dan kebanyakan berasal satu paket dari album. Hal itu juga membuatmu merasakan sesuatu yang luar biasa saat mendengarkan album itu,” ujarnya dilansir NME, Rabu (28/3/2012).

“Menyedihkan hal itu mulai hilang, dengan CD setidaknya kamu masih punya buklet, tapi sekarang saat kamu melihat situasi unduh digital, kamu akan merasa ‘tak ada apa-apa di dalamnya’,” lanjutnya.

Meski bajakan terus berkembang, Slash tidak mau berhenti berkarya. Ia yakin pecinta musik yang baik tetap akan membeli CD original.

Kategori:Berita Musik Dunia Tag:

Mike Portnoy: Aku Hidup Untuk Dream Theater

Michael Stephen "Mike" Portnoy (born...

Michael Stephen "Mike" Portnoy (born April 20, 1967) is an American drummer primarily known for his work with the progressive metal band Dream Theater. (Photo credit: Wikipedia)

Drummer terlama sekaligus salah satu pendiri band proggresive Dream Theater, Mike Portnoy, mengenang 25 tahun hidupnya bersama band tersebut. Walaupun kini sudah tak lagi menjadi personelnya, tetapi ia tidak keberatan diingat sebagai Mike dari Dream Theater.

Sudah beberapa waktu berlalu sejak keputusan Mike meninggalkan band yang membesarkan namanya tersebut. Ia sempat menggantikan drummer Avenged Sevenfold yang meninggal dunia, Jimmy Sullivan. Saat itu, usai juga hubungannya dengan band pemilik lagu Count of Tuscany tersebut.

“Aku memberikan 25 tahun hidupku. Aku mencurahkan segala perasaan, jiwa, keringat dan air mataku. Aku makan, bernafas, dan hidup untuk Dream Theater, 24 jam sehari, 7 hari seminggu selama 25 tahun,” ungkap Mike.

Mike telah beberapa kali menawarkan diri untuk kembali ke Dream Theater, tetapi John Petrucci yang telah mendapatkan Mike Mangini tidak memberikan respon apa-apa. Bagaimanapun, pria 44 tahun ini mengaku bangga dengan fakta bahwa ia paling dikenal dari kerjanya bersama band raksasa itu.

“Aku bangga pada setiap lagu yang kutulis, setiap album yang kurekam, dan setiap show yang kumainkan bersama mereka,” ujar Mike, “Dikenal sebagai Mike dari Dream Theater, itu adalah identitas kebanggaanku. Aku tak ingin yang lain lagi,”

Kini, Mike Portnoy telah bergabung dengan dua supergroup sekaligus, yaitu Adrenaline Mob bersama Russell Allen (Symphony X) dan Mike Orlando, serta Flying Colors bersama Steven J. Morse (Deep Purple), Dave LaRue (bassist Joe Satriani), Neal Morse dan Casey McPherson.

L’Arc-en-Ciel Sukses Besar Konser di Madison Square Garden

Logo de L'Arc~en~Ciel Logo of Japanese Rock Ba...

Logo de L'Arc~en~Ciel Logo of Japanese Rock Band en:L'Arc en Ciel. (Photo credit: Wikipedia)

Grup band rock asal Jepang terkenal, L’Arc~en~Ciel pada Minggu (25/3) kemarin, baru saja sukses menggelar konser di Madison Square Garden, New York yang merupakan salah satu tempat yang dikunjungi dalam rangkaian konser tur dunia 20th L’Anniversary Concert – WORLD TOUR 2012.

Diberitakan oleh NY Daily Times, memang ini bukan pertama kalinya L’ARC~EN~CIEL tampil menghibur para penggemarnya di Amerika Serikat. Tapi ini merupakan pertama kalinya L’ARC~EN~CIEL membuat konser di venue utama Madison Square Garden, New York yang sekaligus menjadikan L’ARC~EN~CIEL sebagai musisi Jepang pertama yang membuat konser solo di tempat tersebut.

L’ARC~EN~CIEL dalam konsernya di Madison Square Garden, New York menyanyikan hampir semua lagu hits-nya seperti “Ibara No Namida”, “Anata”, “Winter Fall”, “Blurry Eyes”, “Niji” dan empat lagu yang diambil dari album terbarunya yang bertajuk Butterfly.

Konser L’ARC~EN~CIEL di Amerika Serikat ini berhasil di tonton lebih dari 15 ribu orang padahal awalnya AEG Live sebagai promotor hanya menyewa tempat yang lebih kecil. Tapi ternyata pada saat penjualan tiket pertama kali, sebanyak 5 ribu tiket langsung habis terjual hingga diputuskan konser dipindahkan ke tempat dengan kapasitas lebih besar dan Madison Square Garden venue utama dipilih karena mempunyai kapasitas hingga 19 ribu orang penonton.

Sebelum konser dimulai, kepada media Tetsuya sebagai pemimpin L’ARC~EN~CIEL mengatakan, “Merupakan sebuah kehormatan buat kami bisa berdiri ditempat yang sangat bersejarah.” Sementara itu, vokalis L’ARC~EN~CIEL mengatakan, “budaya Jepang saat ini mulai semakin populer di Amerika Serikat dengan anime (kartun Jepang) yang menjadi ujung tombaknya. Bahkan saat ini banyak penggemar kami yang bahkan hafal dengan lagu-lagu L’ARC~EN~CIEL yang berbahasa Jepang. Bahkan mereka mulai belajar bahasa Jepang melalui lirik-lirik lagu L’ARC~EN~CIEL.”

Bukti popularitas L’ARC~EN~CIEL cukup besar di Amerika Serikat itu terlihat dari tidak hanya warga Asia yang menonton konser. Bahkan ras Amerika dan Hispanik juga ikut meramaikan konser tersebut. Yang menonton konser juga dari berbagai kalangan usia, mulai dari remaja 18 tahun hingga ibu-ibu yang sudah berusia di atas 45 tahun. Bukan itu saja, menurut situs berita Asahi, ada salah satu penonton konser yang harus menempuh jarak sejauh duA ribu kilometer untuk bisa menonton konser tersebut.

Setelah ini, L’ARC~EN~CIEL akan melanjutkan rangkaian tur konser dunianya ke Eropa dan akan menggelar konser sold out di IndigO2 Arena, London, Inggris pada 4 April dan di Le Zenith de Paris, Perancis pada 11 April mendatang.

Baru setelah itu kembali ke Asia di akhir April mendatang untuk konser di Singapore Indoor Stadium, Singapore pada 28 April dan Lapangan D Senayan, Jakarta, Indonesia pada 2 Mei mendatang.

Gitaris Blur Akui Pink Floyd Berjasa Menyatukan Blur Kembali

Pink Floyd in January 1968 Left to right: Maso...

Pink Floyd in January 1968 Left to right: Mason, Barrett, Gilmour (seated), Waters and Wright (Photo credit: Wikipedia)

Graham Coxon, Gitaris grup Britpop, Blur, telah menunjuk unit rock progresif legendaris, Pink Floyd, sebagai salah satu pihak yang berjasa membuatnya ingin kembali akrab dengan vokalis Blur, Damon Albarn.

Tetapi, Pink Floyd tidak secara langsung menyuruh atau membantu Blur melakukan reuni, seperti yang dilansir The Sun, Coxon menonton film dokumenter Pink Floyd, dan tergerak hatinya untuk melakukan reuni.

“Mungkin Pink Floyd memiliki masalah yang lebih besar dari kami. Tapi sayang, grup ini tetap berpegang kepda kepahitan dan kebencian yang ada,” ujar Pria yang akan meluncurkan album solo terbarunya, A+E, pada 2 April mendatang tersebut.

Dalam wawancara dengan NME pada akhir Februari lalu, Damon juga mengungkapkan bahwa ia dan Coxon saat ini tidak pernah bertengkar lagi.

“Saya dan Graham memiliki sedikit masalah daripada yang pernah kami punya. Kami menjalani hidup sangat mandiri sekarang, jadi kami tidak di atas satu sama lain,” imbuh Damon.

Gitaris Queen Mimpi Jadi Personel AC/DC

Plug Me In

Plug Me In (Photo credit: Wikipedia)

Brian May, gitaris grup rock legendaris, Queen, ternyata mempunyai mimpi menjadi personel grup rock legendaris lainnya. Jika Queen tidak pernah ada, May memilih AC/DC untuk menjadi tempat menyalurkan ekspresinya.

“Saya mungkin akan suka berada di AC/DC (jika Queen tidak pernah ada). Tapi ukuran dan bentuk badan saya tidak cocok sayangnya,” ujar May kepada Independent.

Gitaris yang juga kerap menjadi aktivis tersebut, menganggap AC/DC sangat berbeda dari Queen. Ia mengatakan bahwa Queen sangat eklektik.

“Tapi AC/DC sebaliknya, mereka tahu gaya mereka dan itu sangat alami dan saya menghormatinya untuk itu. Dan setiap nada yang mereka mainkan sepenuhnya AC/DC,” imbuh May.

Queen dengan frontman baru mereka, Adam Lambert, dijadwalkan akan tampil di Sonisphere di Knebworth, Inggris, pada musim panas tahun ini. Selain Queen, grup yang tampil dalam festival tersebut adalah Kiss, Faith No More, Evanescence, Incubus, The Darkness, Mastodon, dan Refused.

Paul McCartney Rilis Ulang Album Saat Masih Menjadi Hippie

Paul McCartney performs in Dublin, Ireland on ...

Paul McCartney performs in Dublin, Ireland on July 10, 2010 (Photo credit: Wikipedia)

Penyanyi, pencipta lagu, dan eks-gitaris legendaris The Beatles, Paul McCartney, akan merilis ulang RAM, album yang ia buat bersama mendiang istrinya, Linda McCartney.

Seperti dilansir NME, album tersebut akan diluncurkan di Britania Raya pada 21 Mei mendatang. Edisi khusus RAM akan berisi buku setebal 112 halaman, foto, salinan lirik yang ditulis tangan oleh Paul dan Linda, dan empat CD, termasuk DVD tentang saat album tersebut dibuat.

“Saudara-saudara, ini adalah sebuah album dari masa lalu yang sangat lama, ketika dunia masih berbeda. Ini adalah album yang menjadi bagian dari sejarah hidup saya, yang membuat kembali ke Wee Hills di Skotlandia dimana album ini dibuat. Ini adalah album yang berjudul RAM,” uja McCartney tentang album ini, seperti yang dikutip oleh NME.

Ia kemudian melanjutkan, “ Album ini mengingatkan saya ketika menjadi hippie dan bersikap bebas. Saya harap kalian akan menyukainya seperti saya.”

RAM akan dijual dalam versi standar, spesial, dan edisi khusus. Selain itu juga akan dijual dalam format piringan hitam.

Slash: GNR Tidak Akan Tampil di Rock ‘n’ Roll Hall of Fame

Slash live in Rome by Paride

Slash live in Rome by Paride (Photo credit: Wikipedia)

Harapan besar penggemar Guns N Roses untuk melihat para idolanya bereuni di Rock ‘n’ Roll Hall of Fame bulan depan tampaknya semakin menipis. Hal ini terjadi setelah Slashkeberatan untuk tampil di acara tersebut.

“Kami tidak akan bermain di sana. Aku membayangkan mereka meminta pada kami untuk bermain sedangkan aku tau bahwa kami tidak akan bermain di sana,” ujar Slash ketika ditanyai mengenai acara penghargaan tersebut.

Sebenarnya Slash mengaku terhormat setelah diundang di acara yang digelar di Cleveland, Ohio tersebut. Namun di sisi lain Slash mengaku membenci acara dengan dress code yang formal. “Itu acara formal. Aku benci formal,” kata Slash.

Sementara itu, Slash juga sempat mengatakan bahwa mantan rekannya di Guns N Roses, Steven Adler, sangat tertarik untuk datang di acara tersebut. “Aku yakin Steven akan hadir. Steven tidak akan melewatkannya,” ujar Slash.

Red Hot Chili Peppers kolaborasi Jimmy Page

Red Hot Chili Peppers (with Dave Navarro) in a...

Red Hot Chili Peppers (with Dave Navarro) in a promotional photo for One Hot Minute, 1995. (Photo credit: Wikipedia)

Band funk Amerika Serikat, Red Hot Chili Peppers, ternyata memiliki keinginan Jimmy Page bisa bermain bersama mereka dalam show 23 Juni di Knebworth nanti. Menurut sang drummer Chad Smith, itu adalah mimpi mereka.

“Jimmy Page pernah datang ke salah satu show kami, tapi kami tak pernah punya kesempatan bermain dengannya. Itu akan luar biasa, jadi kuharap bisa jadi nyata. Mungkin kami bisa mengajaknya tanggal 23 Juni nanti. Aku melihatnya main bersama Foo Fighters di Wembley,” kata Chad Smith.

“Kalau kamu seorang fans rock, bermain di Knebworth adalah sesuatu yang menantang. Aku mendengarnya ketika pertama kali Led Zeppelin bermain di sana tahun 1979, jadi akan sangat keren kalau kami bisa seperti itu,” Chad menambahkan.

“Black Sabbath, Deep Purple, Queen dan The Who, mereka semua mendengarkan Led Zeppelin. Led Zeppelin band luar biasa. Bermain bersama Jimmy Page sudah masuk dalam wish list kami, kami bisa mendapatkannya,” tutur Chad bersemangat.

Jimmy Page adalah gitaris dari band legendaris Led Zeppelin. Bisa bermain bersama seorang veteran pastinya memberikan kebanggaan bagi Red Hot Chili Peppers. Sepertinya juga akan menarik menyaksikan kolaborasi mereka, bukan?